Request by Student of SMKN 1 Bawang
- Air kolam/bak dibuang dengan cara membuka outlet dan menutup inlet sampai air dalam kolam habis;
- Kolam/bak dibersihkan dari kotoran-kotoran, sampah dan lumpur yang berlebihan;
- Apabila perlu, kolam dapat dikapur untuk menaikan pH tanah dan dipupuk menggunakan pupuk organik/anorganik untuk meningkatkan kesuburan. Dosis yang digunakan 0,5kg/m2 untuk kapur dan 0,3kg/m2 untuk pupuk;
- Kolam/bak dibiarkan dalam keadaan kering sampai dengan 1 minggu untuk membunuh hama yang mungkin ada;
- Outlet ditutup kembali dan inlet dibuka untuk mengisi kolam dengan air sampai dengan ketinggian air mencapai 50-100 cm;
- Biarkan air masuk dan keluar kolam/bak secara lancar.
- Benih disapih dari kolam pemijahan menggunakan seser dan dimasukkan ke dalam ember;
- Benih yang berada di dalam ember kemudian dimasukkan ke dalam kolam/bak pendederan dengan dihitung terlebih dahulu, dengan padat tebar 300-500 ekor/m2;
- Setiap 1 minggu sekali, benih disampling untuk mengetahui pertumbuhan ukurannya;
- Apabila ukuran benih mencapai 3cm, maka kepadatan dikurangi menjadi 50 ekor/m2;
- Pengurangan kepadan benih dilakukan lagi apabila ukuran benih telah mencapai 5cm, yaitu dengan kepadatan 25 ekor/m2;
- Pakan ditimbang dahulu untuk menghitung berat pakan yang akan diberikan;
- Pakan dimasukkan ke dalam ember dan ditebarkan di kolam/bak pendederan;
- Jenis, jumlah dan frekwensi pemberian pakan tercantum dalam table di bawah ini:
No |
Standar |
Ukuran Benih (cm) |
||
1-3 |
3-5 |
5-8 |
||
1. |
Ransum pakan harian (%) |
30 |
15 |
10 |
2. |
Bentuk pakan |
tepung |
remah |
Pellet |
3. |
Frekwensi pemberian per hari |
4 |
3 |
3 |
Pemeriksaan kesehatan benih
- Kolam benih diamati secara seksama, adakah ikan yang terlihat tidak sehat dengan ciri-ciri diantaranya tubuh berwarna gelap, berenang sendiri, berenang tidak teratur, terdapat luka dsb.
- Apabila ada ikan yang tidak sehat atau mati, segera diambil menggunakan seser dan dimasukkan ke dalam kantong plastik, lalu diperiksa di laboratorium.
*** Baca Juga :