Oleh : Dhimas Ragil Kurnia

Lahan peranian sebagai lahan penghasil bahan makanan pokok bagi manusia, semakin hari sepertinya semakin tergusur. Banyak kita lihat di sekitar kita, bagaimana lahan pertanian di berbagi tempat saat ini ditumbuhi oleh perumahan-perumahan. Memang kebutuhan akan perumahan semakin meningkat mengikuti peningkatan jumlah penduduk, namun kebutuhan akan makanan pokok juga terus meningkat. “Peningkatan jumlah penduduk”, mungkin itu biang keladinya

Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan makanan pokok, tapi hal itu juga di kuntit oleh meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Di sini terjadi pertarungan kepentingan akan penggunaan lahan, akan dipakai untuk pertanian atau perumahan?

Seperti yang sudah kita bahas di paragraf sebelumnya, pertanianlah yang saat ini sedang dalam posisi “kalah”. Banyak sekali pembangunan-pembangunan perumahan baik perumahan sederhana maupun elit, justru dibangun di atas lahan pertanian produktif. Bagaimana bisa terjadi? apa para pengembang tidak berfikir tentang pentingnya lahan pertanian? Justru itu, ternyata dalam rumus bisnis properti, akan lebih menguntungkan apabila perumahan dibangundi lahan-lahan yang bagus bukan yang tandus.

Siapa yang salah? semua pihak seharusnya ikut bertanggungjawab dalam hal ini.

Oleh : Dhimas Ragil Kurnia

Lahan peranian sebagai lahan penghasil bahan makanan pokok bagi manusia, semakin hari sepertinya semakin tergusur. Banyak kita lihat di sekitar kita, bagaimana lahan pertanian di berbagi tempat saat ini ditumbuhi oleh perumahan-perumahan. Memang kebutuhan akan perumahan semakin meningkat mengikuti peningkatan jumlah penduduk, namun kebutuhan akan makanan pokok juga terus meningkat. “Peningkatan jumlah penduduk”, mungkin itu biang keladinya

Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan makanan pokok, tapi hal itu juga di kuntit oleh meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Di sini terjadi pertarungan kepentingan akan penggunaan lahan, akan dipakai untuk pertanian atau perumahan?

Seperti yang sudah kita bahas di paragraf sebelumnya, pertanianlah yang saat ini sedang dalam posisi “kalah”. Banyak sekali pembangunan-pembangunan perumahan baik perumahan sederhana maupun elit, justru dibangun di atas lahan pertanian produktif. Bagaimana bisa terjadi? apa para pengembang tidak berfikir tentang pentingnya lahan pertanian? Justru itu, ternyata dalam rumus bisnis properti, akan lebih menguntungkan apabila perumahan dibangundi lahan-lahan yang bagus bukan yang tandus.

Siapa yang salah? semua pihak seharusnya ikut bertanggung awab dalam hal ini. Pemerintah sebagai pemilik kebijakan menjadi pihak yang paling disorot untuk masalah tersebut. Pemerintah sebagai pemilik wewenang dalam penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), seharusnya menangguhkan IMB apabila pengembang bermaksud membangun perumahan di atas lahan pertanian. Selama ini yang terjadi pengembang lebih dulu melakukan pembangunan rumah dengan IMB “menyusul”, kadang malah perumahan sudah jadi tapi IMB belum diurus. Untuk para pengembang “nakal” ini seharusnya pemerintah memberikan sanksi-sanksi tegas, termasuk sanksi pembongkaran.

Pemerintah juga seharusnya menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan memberi perhatian khusus terhadap lahan pertanian. Lahan pertanian harus dipertahankan keberadaannya, sedangkan pemukiman ditempatkan pada daerah yang bukan merupakan lahan pertanian. Setelah RTRW disusun dengan perhatian khusus terhadap lahan pertanian, tinggal bagaimana agar seluruh masyarakat patuh terhadap RTRW yang telah disusun. Yang terjadi, seringkali RTRW dilanggar oleh para pengembang, dan akhirnya karena perumahan sudah dibangun, IMB terbit juga. Padahal RTRW yang disusun setiap periode tertentu (kalau tidak salah 10 tahun sekali), merupakan sebuah rencana jangka panjang pembangunan wilayah. Tapi apabila terjadi pelanggaran dan disahkan begitu saja, RTRW menjadi tidak konsisten.

Kita sebagai masyarakat seharusnya ikut kritis dalam menyoroti masalah tersebut, mungkin saat ini makanan pokok belum menjadi masalah yg berat untuk kita. Namun apabila ini selalu terjadi, bukan tidak mungkin kita akan mengalami penurunan produksi pertanian dan bergantung pada import.